Indoensia Tanah Airku

Senin, 31 Agustus 2015

Ir. Soekarno Hatta


Ir Soekarno dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia serta Pahlawan Proklamasi, yang dulu disebut Sukarno, Sukarno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal pada 21 Juni 1970 di Jakarta . Ketika ia lahir disebut Koesno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Soekemi Sosrodihardjo dan Raden ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Selama hidupnya, ia memiliki tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Istri Fatmawati memiliki anak dari Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Istri Hartini memiliki Topan dan Bayu, sementara istri Ratna Sari Dewi, derivatif wanita Jepang bernama Naoko Nemoto asli Kartika memiliki anak ..

Masa Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Selama sekolah dasar hingga lulus, ia tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Kata Tokroaminoto, veteran politisi Syarikat pendiri Islam. Kemudian kembali ke sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Sementara belajar di HBS, Soekarno menggembleng semangat nasionalisme. Setelah lulus HBS tahun 1920, pindah ke London dan terus THS (Technische Hoogeschool atau Teknik SMA yang sekarang ITB). Dia memenangkan gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.

Kemudian, ia merumuskan dan doktrin didirikan Marhaenisme PNI (Partai Nasionalis lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, menempatkan dia di penjara Sukamiskin Bandung pada tanggal 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian sidang baru. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Sue, ia menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang diklaim lebih maju itu.

Pertahanan Belanda dibuat lebih marah. Sehingga pada bulan Juli 1930, PNI dibubarkan. Setelah dibebaskan pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpin. Akibatnya, ia kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno ide-ide mereka tentang keadaan yang disebut Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden pertama Republik Indonesia.

Sebelumnya, ia juga berhasil merumuskan yang kemudian menjadi dasar dari Pancasila (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dia mencoba untuk menyatukan Nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955, yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non-Blok.

G-30-S / PKI pemberontakan melahirkan krisis politik yang intens yang menyebabkan penolakan dari Majelis akuntabilitas. Sebaliknya Majelis ditunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada Minggu 21 Juni, 1970 ia meninggal di rumah sakit tentara. Ia dimakamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".

Kematian Presiden Detik Detik

- Jakarta, Selasa, 16 Juni 1970. kamar perawatan intensif yang penuh dengan tentara RSPAD Gatot Subroto sejak pagi. Tentara berseragam dan bersenjata bersiaga penuh di beberapa titik strategis rumah sakit. Jangan kehilangan banyak, petugas keamanan berpakaian preman juga mondar-mandir di koridor rumah sakit ke tempat parkir.

- Sejak pagi hari, suasana terasa tegang. Kabar yang berhembus mengatakan, mantan presiden Soekarno akan dibawa ke rumah sakit dari tahanan rumah di Wisma Yaso yang hanya lima kilometer jauhnya.

- Malam ini, rumor terbukti. Di ruang perawatan yang sangat sederhana untuk mengukur mantan presiden, Soekarno terbaring lemah di tempat tidur. Selama beberapa hari kesehatannya sangat mundur. Sepanjang hari, orang yang dulu pernah begitu kuat itu terus menutup matanya. Suhu tubuh sangat tinggi. Penyakit ginjal tidak diobati dengan benar semakin menggerogoti kekuatan tubuhnya.

- Pria yang perempuan digila-gilai sekali begitu gagah dan berwibawa, dan karena itu banyak di seluruh dunia, sekarang rasanya hidup seperti mayat. Tidak lebih wajah tampan. Sekarang wajah dihiasi gingsulnya gigi telah membengkak, tanda bahwa racun telah menyebar di mana-mana. Tidak hanya bengkak, tapi lubang-berlubang seperti permukaan bulan. Mulutnya yang sebelumnya mampu menyihir jutaan massa dengan pidato-pidatonya yang sangat spektakuler, sekarang hanya ditekan bersama-sama dan dikeringkan. Sebentar-sebentar bibir gemetar. Nyeri. Tangannya yang sebelumnya mampu meninju langit dan mencakar udara, kini terbaring lemas di sisi tubuhnya yang kian kurus.

- Dawn Anak masalah waktu

- Dua hari kemudian, Megawati, anak tertua dari Fatmawati diizinkan tentara untuk mengunjungi ayahnya. Menonton ayahnya yang terbaring lemah dan tidak dapat membuka matanya, matanya meneteskan air mata Mega. Bibirnya perlahan didekatkan ke telinga manusia yang paling dicintai.

- "Sir, sir, adalah Ega ..."

- Diam.

- Ayahnya tidak bergerak. Matanya tidak terbuka. Namun kedua bibir Soekarno telah pecah-pecah sedikit berkedut, gemetar, seolah-olah mengatakan sesuatu kepada putri sulung. Megawati Sukarno tampaknya tahu kehadiran. Tapi dia tidak mampu membuka matanya. Tangan kanannya bergetar seolah ingin menuliskan sesuatu untuk putri sulungnya, tapi tubuhnya terlalu lemah untuk hanya menulis. Tangannya terkulai lagi. Sukarno diam lagi.

- Melihat fakta bahwa Megawati merasa sangat marah. Air mata yang telah ditahan sekarang menetes ke bawah. Kian deras. Wanita muda ditutupi hidungnya dengan sapu tangan. Tidak dapat menerima kenyataan, Megawati pergi dan pusing. Mega segera dilaksanakan.

- Jam bergerak. Di luar ruangan, tentara dilengkapi dengan senjata terus menonton.

- Pada malam hari tubuh resistensi runtuhnya Sukarno. Dia koma. Antara hidup dan mati. Tim dokter segera memberikan bantuan yang diperlukan.

- Keesokan harinya, mantan wakil presiden Mohammad Hatta diizinkan mengunjungi kolega lamanya. Hatta, yang didampingi Sekretaris Sukarno pendekatan samping tempat tidur dengan sangat hati-hati. Dengan semua kekuatan yang dihimpunnya sukses, Soekarno berhasil
membuka matanya. Menahan rasa sakit yang tak terkatakan, Sukarno mengatakan lemah.

- "Hatta .., kau di sini ..?"

- Yang disebut tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Tapi Hatta tidak ingin teman-temannya tahu bahwa jika dia sedih. Dengan dendam memendam rasa sakit yang merobek hati, Soekarno Hatta mencoba menjawab dengan benar. Senyum kecil menghibur.

- "Ya, bagaimana kabarmu, ada?"

- Hatta disambut dengan judul yang digunakan di masa lalu. Tangannya lembut memegang tangan Sukarno. Panas menjalari jari-jarinya. Dia ingin memberikan kekuatan untuk orang-orang yang benar-benar menghormati ini.

- Soekarno bibir bergetar, tiba-tiba, masih lemah, dia meminta bahasa Belanda. Sesuatu yang mereka selalu lakukan ketika mereka berdua bersatu dalam Dwi Tunggal. "Hoe gaat het jou bertemu ...?" Apa kabar?

- Hatta memaksa tersenyum. Tangannya masih memegang lengan Soekarno.

- Soekarno kemudian terisak seperti anak kecil. Pria perkasa menangis di depan sesama rekan, seperti bayi yang kehilangan mainan. Hatta tidak lagi mampu mengendalikan perasaannya. Pertahanan runtuh. Juga tumpah air mata. Hatta mulai menangis.

- Kedua teman lama yang telah berpisah itu saling berpegangan tangan seolah takut berpisah. Hatta tahu, waktu yang tersedia untuk orang yang dikagumi itu tidak akan lama. Dan Hatta juga tahu betapa kejamnya siksaan menderita pukulan temannya. Sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki hati nurani.

- "Tidak ada ..." itu yang bisa keluar dari bibirnya. Hatta tidak bisa mengatakan lebih. Bibirnya bergetar menahan kesedihan setelah kekecewaan. Bahunya bergetar.

- Jauh di lubuk, Hatta sangat marah pada penguasa baru harus hati menyiksa bapak bangsa ini. Meskipun prinsip politik antara mereka sendiri tidak sesuai dengan Sukarno, tapi itu tidak merusak persabatannya dekat dan tulus seperti.

- Soekarno Hatta masih memegang lengan ketika kembali temannya menutup matanya.

- Jam bergerak. Merayap angka untuk nomor. Sisa waktu bagi Sukarno semakin tipis.

- Sehari setelah pertemuan dengan Hatta, kondisi Soekarno yang sudah buruk, terus menurun. Putra Sang Fajar itu tidak lagi bisa membuka matanya. Suhu badannya terus naik. Sukarno sekarang menggigil. Keringat bantal basah dan piyama. Malam itu Dewi Soekarno dan putrinya yang berusia tiga tahun, Karina, hadir di rumah sakit. Sukarno tidak pernah melihat anaknya.

- Minggu pagi, 21 Juni 1970. Dokter Mardjono, anggota tim dokter kepresidenan seperti biasa melakukan rutinitas. Bersama dengan dua paramedis, dokter Mardjono memeriksa kondisi pasien yang istimewa. Sebagai seorang dokter yang memiliki pengalaman, Mardjono tahu waktunya tidak akan lama.

- Dengan sangat hati-hati dan rasa hormat, dia memeriksa denyut nadi Soekarno. Dengan sisa kekuatan yang masih ada, Soekarno menggerakkan tangan kanannya, memegang lengan dokternya. Mardjono merasakan panas tinggi sehingga tangan sangat lemah. Tiba-tiba tangan panas terkulai. Pada saat itu Soekarno menghembuskan nafas terakhir. Matanya tidak pernah mampu lagi untuk membuka. Tubuhnya berbaring tak bergerak. Sekarang untuk yang baik.

- Situasi di sekitar ruangan sangat tenang. Udara tampak berhenti mengalir segera. Suara biasa kicau burung tidak ada suara. Fraksi Void detik begitu mencekam. Dan sedih.

- Dunia melepas salah satu pembuat sejarah kontroversial. Banyak orang menyukainya, tapi banyak dari mereka membencinya. Tapi semua sepakat, Soekarno adalah seorang yang tidak biasa. Yang belum tentu dilahirkan kembali dalam satu abad. Man sekarang hilang.

- Dokter Mardjono segera memanggil semua rekan-rekannya, sesama tim medis kepresidenan. Tak lama kemudian mereka mengeluarkan pernyataan resmi: Soekarno telah meninggal.

Masalah di perlahan membunuh

Banyak orang percaya bahwa Bung Karno dibunuh secara perlahan mungkin bisa dilihat dari pengobatan Indonesia menyatakan bahwa segala sesuatu diatur secara ketat dan represif oleh Presiden Soeharto. Bung Karno ketika sakit ditahan di Wisma Yasso (Yasso adalah nama saudara Dewi Soekarno) di Jl. Danau Winnipesaukee. Hal ini membuatnya sangat Penahanan penderitaan spiritual dan fisik. Anak-anak tidak bisa bebas mengunjungi.

Banyak resep tim dokter yang dipimpin oleh dr. Mahar Mardjono, yang tidak dapat ditukar dengan obat. Ada tumpukan resep di sudut dalam penahanan Bung Karno. Resep untuk mengambil obat di sana tidak pernah ditukar dengan obat. Bung Karno yang tersisa sakit dan dengan demikian mungkin diharapkan oleh otoritas baru untuk mempercepat kematiannya.

Permintaan dari tim dokter Bung Karno untuk membawa peralatan medis dari Cina dilarang oleh Presiden Soeharto. "Bahkan untuk hanya membayar untuk kesehatan dan mengobati sakit gigi, perlu izin dari dia," katanya kepada Rachmawati Soekarnoputeri.

Kata-Kata Bijak Soekarno

Kami adalah bangsa yang besar, kita bukan bangsa tempe. Kami tidak akan mengemis, kita tidak akan meminta untuk itu, terutama jika itu membantu diembel menyulam ini pada kondisi persyaratan itu! Lebih baik makan singkong tapi independen dari Bestik makan tapi budak. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (10 Nop.1961 Hari Pahlawan Speech)
Perjuangan lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuangan akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
Jadikan ini penderitaan saya sebagai saksi, bahwa kekuatan presiden bahkan jika ada batasnya. Karena kekuatan abadi adalah kekuatan rakyat. Dan di atas semua adalah kekuatan Allah SWT.
Jika seseorang masih dalam ada rasa malu dan takut untuk melakukan sesuatu yang baik, itu adalah jaminan untuk orang-orang yang memenuhi tidak akan maju satu langkah.
Bangsa yang tidak percaya pada kekuatan sendiri sebagai bangsa, tidak dapat berdiri sebagai negara merdeka.
Membangun .......... sebuah dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan ......
Jangan berpikir kita semua telah dikreditkan dengan segitiga warna cukup. Selama masih ada berkabung di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai! Pertarungan terus menuangkan sebanyak-banyak keringat.
Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan semeru saya ditarik dari akarnya, berikan aku satu pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
Count tidak ada: betapa beruntungnya aku kemudian Republik, ketika saya berjuang dan berkorban untuk membela
Jangan melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa lalu adalah berguna untuk bengala kaca dari masa depan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes